Pages

Sabtu

Indahnya Kasih sayang Allah

Malam itu di Rumah Amalia kami kedatangan seorang Ibu bersama suaminya yang tercinta berbagi rizki atas kesembuhan beliau dari sakit yang telah dilewatinya dengan baik. Sang Ibu mengalami operasi hingga 4 kali. Beliau mengatakan, 'jika bukan karena terpaksa tidak ada satu orangpun dimuka bumi ini yang bersedia menjalani operasi. Jika bukan karena cara memandang sakitnya sebagai bentuk kasih sayang Allah, dirinya tidak akan pernah sanggup menjalani hidup ini.'

Beliau mendapatkan hasil pemeriksaan adanya pembengkakan empedu, demi keselamatan dirinya tidak ada pilihan lainnya harus operasi. Suami tercinta sudah menandatangani surat persetujuan operasi. Tiada henti dirinya berdoa dan rajin menunaikan sholat lima waktu dengan tepat waktu, memohon kepada Allah untuk keselamatan.

Tidak terpikir lagi olehnya bagaimana jalannya operasi selama 4 jam berjalan begitu cepat. Begitu sadarkan dirinya hanya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Allah benar-benar mengabulkan doa saya.' Ucapnya. 'Tapi apa yang terjadi selanjutnya mas? 15 hari kemudian saya mengalami infeksi diparu-paru saya. dan keputusan berikutnya saya harus menjalani operasi yang kedua.' lanjutnya.

'terbayangkah Mas Agus, diusia saya 43 tahun saya menjalani operasi 4 kali dalam waktu 4 bulan? saya sempat putus asa, Astaghfirullah, saya seperti orang yang tidak beriman kala teringat peristiwa itu. Saya tidak boleh kufur nikmat, saya harus kuat, ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada saya. Alhamdulillah, tekad yang kuat dengan memandang sakit saya adalah bukti kasih sayang Allah kesehatan saya berangsur-angsur membaik.' tutur beliau.

'Sungguh Allah tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya, Allah memberikan sakit sekaligus memberikan kasih sayangNya kepada saya yang begitu besar. Sakit saya sudah sembuh, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengabulkan doa saya. Itulah tanda kasih sayangNya dan yang lebih penting lagi, kami sekeluarga semakin lebih dekat dan saling menyayangi.' ucap beliau. Terlihat suaminya menganggukkan kepala.

'alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Engkau Ya Allah' ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Air matanya berlinang dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas semua karuniaNya. Tiada henti sang ibu mengucapkan hamdalah.

--
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq 2-3).

Kamis

Air Mata Itu Membasahi Pipi

Malam begitu larut. 'Teng, teng, teng..' Suara penjual skuteng lewat di depan Rumah Amalia. Seorang Ibu nampak sedang berbincang dengan istri saya. Air matanya membasahi pipi. Beliau bercerita bahwa suami adalah orang yang aktif dalam kegiatan sosial keagamaan. 'Dulu ayahnya mengasuh 3 anak yatim, eh..sekarang anaknya yang menjadi anak yatim.' Beberapa kali nampak mengusap air matanya yang tak kuasa dibendungnya.

Suaminya meninggal beberapa waktu yang lalu, seorang aktifis masjid. Kesolehannya banyak dikenal masyarakat. Ketika suami tercinta meninggal dunia bukan hanya tetangga dan juga teman sekantornya namun juga orang yang dekat dengannya juga hadir turut berduka merasakan kehilangannya.

Air mata itu membasahi pipi. Air mata kebanggaan seorang istri karena suami yang sholeh dan peduli terhadap lingkungan. Ucapannya ternyata menggetarkan hati kami. Kami tak kuasa untuk menahan perih dihati apa yang dirasakan olehnya. Duka seorang istri yang kehilangan suami tercinta. Dalam doa kami memanjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Ya Allah, air mata kami sudah kering. Jadikanlah kedukaannya menjadi kebahagiaannya, tabahkan hatinya, kuatkan imannya. Terimalah suami tercintanya disisiMu yang terindah Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim.'

Rabu

Giat Bekerja


Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Ketika itu Rasulullah melihat tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitaman seperti lama terpanggang matahari.

Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu ?'

Sa’ad menjawab, ' Wahai Rasulullah, tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku ,'

Seketika itu, Rasulullah mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata ,'Inilah tangan yang tidak pernah tersentuh api neraka,'

Kisah diatas mengandung makna bahwa tangan yang tidak tersentuh oleh api neraka adalah tangan yang giat bekerja, didalamnya terdapat tanggungjawab menafkahi anak dan istrinya rizki yang halal. Tangan yang semata-mata berada di jalan Allah SUbhanahu Wa Ta'ala penuh keikhlasan dalam menjalankan Amanah. Dalam hadist yang lain Nabi Muhammad bersabda,

'Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang giat bekerja.'(HR. Thabrani).


Search