Pages

Kamis

Harapan

Ditengah krisis mengantam perusahaannya tanpa sanggup ditolaknya, rumah yang dihuni oleh keluarganya akan disita oleh bank. Yang tinggal hanyalah air mata kesedihan anak dan istrinya, Dirinya mencoba tabah menukar kesedihan dengan harapan.

'Harapan satu-satunya saat itu bagi saya adalah dengan berdoa, memohon pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan sholat lima waktu dengan kekhusyukan sampai saya meneteskan air mata memohon keajaiban kepada Allah untuk memberikan solusi bagi kami.' ucap beliau, malam itu ketika berkunjung di Rumah Amalia.

Pagi hari semua keluarga diliputi dengan suasana tangis diteras rumah, menunggu detik-detik penyitaan. Datanglah orang, dulu bawahannya mengajak untuk tinggal di rumahnya. 'Alhamdulillah, saya menjerit dalam hati tak tertahankan karena hanya Allahlah yang mendengar doa saya,' ucapnya dengan suara lirih.

Memulai lagi usaha baru bersama istrinya membuka toko sembako adalah kebahagiaannya tersendiri. Mengucap puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tiada henti beliau panjatkan. 'Alhamdulillah, Allah berkenan memberikan saya ujian sekaligus rahmatNya, ' tutur beliau.

Kini dirinya dan keluarganya terasa lebih tenteram dan tenang. Sekalipun kehidupan tidak semewah dulu. Segala sepak terjangnya seolah diawasi oleh Allah, meski kerja keras adalah kebiasaannya, sikapnya lebih berhati-hati dalam bertindak, termasuk menghindari berhutang dan menunaikan sholat lima waktu dan bershodaqoh tak lagi ditinggalkannya. 'saya menyisihkan rizki untuk anak-anak Amalia, rasanya rizki saya kian berlimpah.' tutur beliau malam itu pada saya. Subhanallah.

---
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq 2-3).

Selasa

Kearifan Penjual Nasi

Setiap makan siang saya lebih suka makan diwarteg. Selain cukup untuk kantong saya, saya juga berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan banyak orang. Makan diwarteg memiliki banyak kelebihan, orang bisa makan dulu dengan nikmatnya setelah itu baru membayarnya. bahkan terkadang ada orang yang besok bayarnya. 'Biasanya anak kos-kosan atau anak mahasiswa yang suka ngutang,' kata ibu penjual nasi.

Ibu itu bertutur bahwa dirinya membantu orang lain merupakan kebahagiaan tersendiri. kebahagiaan ibu penjual nasi bisa membantu orang lain adalah wujud kearifan ditengah kehidupan dikota Jakarta yang seolah semua menggunakan tolok ukur materi, untung dan rugi. 'Apa cukup buat kebutuhan hidup bu?' tanya saya.

'Kalo orang merasa tidak cukup ya tidak cukup, kalo merasa cukup berapapun rizki yang kita terima akan cukup. Membantu orang yang kesusahan, rizki saya melimpah loh mas..' begitu ucap ibu penjual nasi. Rasa kecukupan inilah yang menjadi kekuatan dirinya untuk bisa membantu orang lain dan ibu penjual nasi menyakini karena itulah rizkinya melimpah dan warung nasinya selalu rame. Buat saya hidup ini menjadi indah dengan orang-orang yang arif seperti beliau, mereka banyak berada disekeliling kita. Sambil menikmati makan siang ini saya dan meneladani kearifan Ibu penjual nasi. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah..

dikutip dari http://www.agussyafii.blogspot.com/

Kisah Cinta Sejati



'Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30 seorang pria berusia 70-an datang utk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru.

Pekerjaan yg tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter aku memutuskan untuk melakukannya sendiri. Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru.

Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat terkejut dan berkata,' Dan bapak masih kesana setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi?'

Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tangan ku sambil berkata, 'Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia kan?'

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan ku masih tetap merinding, 'Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku.' Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.

Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi. Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.'

---
'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa.'( Q.S: Al-Furqaan : 74)

Senin

Fantasia Bulan Madu

Fm C
Demi cintaku pada mu
Bbm C
Ke mana pun akan ku bawa
Bbm G
Ke hujung dunia ke bintang
Fm
Kejora

Fm C
Demi cintaku pada mu
Bbm C
Kukorbankan jiwa dan raga
Bbm G
Biar pun harus ku telan
Fm
Lautan bara


Pre-Chorus
----------
Bbm Eb
Bulan madu di awan biru
Fm
Tiada yang menggangu
Bbm Eb -> C
Bulan madu di atas pelangi
Fm
Hanya kita berdua
Bbm
Mengecap nikmat cinta
G
Yang putih tak terbanding
C
Sesuci embun pagi


Chorus
------
Fm Bbm
Andai dipisah
C Fm
Laut dan pantai
Fm Bbm
Musnahlah ilham
C Fm
Hilang pedoman

Fm Bbm
Andai dipisah
C Fm
Cahya dan bulan
Fm Bbm
Gelap gelita
C Fm
Punah asmara


Gitar Solo
----------

Bbm / Eb / Fm / Fm /
Bbm / G / C / C /
Bbm / C / Fm / Fm /
Bbm / C / Fm .......


*(Ulang Pre-Chorus)

*(Ulang Chorus 2 kali) ... fade-out

Tegar Ditengah Badai

Setiap peristiwa apapun di dalam hidup ini senantiasa penuh hikmah dan pelajaran yang sangat berharga. Ada banyak orang justru menjadi lebih kuat disaat dirinya ditempa dengan berbagai kejadian yang menurut orang lain dianggapnya musibah namun itu menurutnya pertanda kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadap dirinya. Beliau begitu tegar ditengah badai.

Seorang teman bertutur ketika diawal tahun semua orang menyambut dengan penuh riang gembira, dirinya malah mengalaminya berbeda. Seluruh harta bendanya termasuk rumahnya harus disita oleh Bank karena terkena kredit macet. Usahanya jeblok, wajahnya yang sudah nampak mulai ada keriput. 'Terbayang bahwa hari esok begitu kelam, anak-anak biasa tidur dengan AC kemudian harus tinggal dikontrakan 5x6 meter. Sungguh berat kala itu cobaan buat saya tetapi saya penuh keyakinan pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala punya tujuan yang indah untuk kami sekeluarga.'lanjutnya.

Musibah itu tidak berhenti sampai disitu, setelah rumahnya disita oleh bank. istrinya terserang kanker rahim dan karena tidak ada biaya, istrinya hanya bisa berbaring. Tiga bulan kemudian istri dipanggil kerahmatullah. Kenyataan itu bagai disambar geledek disiang bolong, mengguncang jiwanya. Tangis itu menguras banyak airmatanya, 'alhamdulillah, saya bersyukur masih kuat menghadapi semua itu.'katanya.

Malam belum begitu larut, saya mempersilahkan kepadanya untuk menikmati minum teh yang telah disediakan istri saya. Beliau sejenak meminum tehnya. Kemudian kembali bertutur bahwa hidup mengurus dua anak yang telah beranjak besar tidaklah mudah. berkat kesabaran, perjuangan dan doa, dirinya bersama anak-anaknya perlahan tapi pasti mulai membaik namun Allah masih menguji dirinya. Di bulan berikutnya tiba-tiba dokter memvonis dirinya sakit jantung. 'Mas Agus, jika kita orang beriman, kita harus pasrah setiap keputusanNya namun dihati kecil, saya belum siap meninggalkan anak-anak.' katanya.

'Ketika saya sudah menyerah tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya berdoa bersama anak-anak Amalia memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, hati saya terasa nyaman dan tenteram hati menerima dengan ikhlas apa yang telah terjadi. "Alhamdulillah..Allahu akbar...keajaiban itu hadir, Allah berkenan mengangkat sakit saya. penyakit jantung saya sembuh. Saya bisa kembali bekerja dengan giat dan semakin giat saya bersama anak-anak untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala' Tuturnya sambil tak kuasa membendung airmatanya. 'Allah sungguh Maha Pengasih dan Penyayang Mas..kejadian ini semua membuat saya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan lebih menyayang anak-anak' ucapnya. Subhanallah..

--
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (QS 3:102).

Keberkahan Dibalik Ujian

Ujian yang terberat dalam hidup kita adalah ketika kita sedang bahagia. karena disaat kita bahagia biasanya kita lengah, kita biasanya terlupa sehingga jika ujian itu datang menimpa diri kita hal itu membuat kita terkaget. Kita sama sekali tidak mempersiapkan diri dengan baik.

Kebahagiaan sering kali membuat lupa diri. Kita tidak sadar dan tidak awas terhadap sekeliling kita karena kita sedang merasakan suatu kenikmatan yang tidak terhingga . Biasanya hati terbuai kenikmatan begitu tertimpa kesedihan akan terasa keras guncangannya.

Saya pernah mengenal seorang teman yang sangat sukes di dalam kariernya. Dari ke kantor terbiasa naik metromini kemudian naik sepeda motor terus punya mobil mewah, gaji besar dan rumah begitu indah bagai istana. Sampai lupa anak dan istrinya terabaikan. Sibuk berhura-hura dengan kenikmatan kehidupan malam. Tiba-tiba perusahaan bangkrut, semua aset disita untuk membayar hutang dan harus memulai hidupnya dari awal kembali namun beruntunglah semua peristiwa yang sempat membuat lupa diri menyadarkan agar kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan pulang ke rumah menemui anak dan istrinya. Beruntunglah beliau karena anak dan istrinya menyambut dengan penuh cinta dan kasih sayang.

'Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, 'Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.' Sebenarnya itu adalah ujian tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya. (QS. az-Zumar: 49).

Setiap kali Allah memberikan ujian maka disaat itulah Allah melimpahkan keberkahan pada diri kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguji hambaNya apakah mampu melewati ujian disaat dia sedang diatas? dipuncak kejayaannya? Disaat seperti inilah kita harus instropeksi diri. Apakah kita telah bersyukur atas nikmat yang telah dibeikan olehNya? Apakah kita lalai kewajiban kita sebagai seorang muslim? Apakah kita lalai sebagai kepala rumah tangga atau tugas seorang istri?

Dan bila kita lulus melewati ujian itu, Allah melimpahkan keberkahan untuk diri kita dan keluarga kita. Bila menghadapi ujian mendadak lagi dalam kehidupan maka kita sudah tidak lagi kaget dibuatnya karena sudah pernah mengalaminya. Selain itu Allah melimpahkan kenikmatan dan meninggikan derajat kita dan keluarga kita ke tempat yang lebih mulia yaitu ditempat hamba-hambaNya yang senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Dan Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un (Sungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadanya jualah kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baraqah : 155-157).


Search